Rabu, 05 Januari 2022

Menelusuri Sejarah di Museum Nasional

 

Penulis di depan Museum Nasional (dokumen pribadi)

Pernahkah anda membayangkan bagaimana rasanya hidup di zaman dahulu ? Well, secara teknis manusia belum bisa melakukan time traveling, tapi di tempat yang satu ini yaitu Museum Nasional anda dapat menikmati pengalaman seakan kembali ke masa lalu untuk menelusuri sejarah!


Museum Nasional Indonesia adalah museum yang menyimpan berbagai macam koleksi Prasejarah, Arkeologi masa Klasik atau Hindu – Budha, Numismatik dan Heraldik, Keramik, Etnografi, Geografi dan Sejarah dengan total koleksi kurang lebih 160.000an benda. Museum Nasional berdiri pada 24 April 1778 berkat Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yaitu sebuah lembaga kebudayaan di Batavia zaman Hindia Belanda.


Museum Nasional memiliki lokasi yang cukup strategis di jantung ibukota yaitu di Jalan Medan Merdeka Barat No.12, Jakarta Pusat. Tidak sampai 5 menit dari Monumen Nasional (Monas). Pengunjung dapat menggunakan bus TransJakarta Koridor I Blok M – Kota dan berhenti di halte Monumen Nasional. Museum Nasional Indonesia terletak tepat di sisi kiri halte bus Monas.


Desain bangunan Museum Nasional masih sangat khas berdiri kokoh dengan sentuhan gaya kolonial berwarna putih. Saat sampai ke pintu masuk, patung gajah perunggu nan ikonik siap menyambut anda. Inilah mengapa Museum Nasional populer disebut sebagai Museum Gajah. Patung tersebut langsung didatangkan dari negeri gajah putih, Thailand sebagai hadiah pemberian Raja Chulalongkorn (Rama V) yang berkunjung ke museum pada tahun 1871.

 

Patung gajah dan bangunan Museum Nasional (dokumen pribadi)

 

Museum Nasional buka setiap selasa sampai minggu di jam 09.00-15.00 WIB. Cukup mengeluarkan kocek yang relatif murah seharga Rp5.000,00 sebagai tiket masuk, anda dapat menikmati hiburan di dalamnya. Terbukti Museum Nasional cukup ramai oleh para pengunjungnya. 


Ada salah satu hal unik yang dituturkan oleh pemandu museum. Hal ini dilakukan oleh para pengunjung, dan lebih tepatnya sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia yaitu berfoto dengan orang bule.


“Sebelum pandemi yang kesini lebih banyak lagi mulai dari turis asing sampai turis lokal, tapi turis lokal bukannya semangat melihat koleksi museum tapi malah seneng banget foto sama bule.” ujar Ghufron Hidayatullah pria 28 tahun yang bekerja sebagai pemandu museum.


Terdapat dua gedung penyimpanan koleksi di Museum Nasional yaitu Gedung A dan Gedung Arca (Gedung B). Gedung A menyimpan berbagai koleksi mulai dari relief, stupa, arca dewa dan dewi sampai dengan prasasti zaman melayu kuno, Kerajaan Hindu-Budha dari berbagai daerah di Indonesia dengan konsep semi terbuka. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah arca Bhairawa Buddha yang ditemukan di Perkebunan Padang Roco, Sungai Langsat Sumatera Barat.

 

Arca Bhairawa Buddha (dokumen pribadi)

 

“Arca Bhairawa Buddha ini yang paling menarik, karena bisa dilihat ukurannya pun paling besar dibanding arca yang lain disini, diperkirakan dari 13-14 Masehi. Patung ini menggambarkan ritual sinkretisme untuk orang yang sudah mati dan bisa lepas dari lingkaran reinkarnasi.” ujar Ghufron.


Seisi koleksi yang ada di museum sangat menarik karena menyimpan cerita tersendiri dan juga kaya akan nilai seni. Tetapi terlepas dari estetikanya, merawat dan mempertahankan peninggalan berharga ini juga menjadi salah satu tantangan tersendiri.


“Karena gedung A konsepnya semi terbuka jadi beberapa koleksi langsung terpapar sama kondisi di lingkungan luar, kayak terkena matahari, debu, air hujan, sampai lumutan. Untuk itu dari pihak museum selalu melakukan konservasi minimal 2 minggu sekali untuk mengecek keadaan arca dan stupanya.” ujar Ghufron.

 

Penampakan gedung A (dokumen pribadi)


 

Walaupun konservasi telah dilakukan tetapi tetap saja beberapa peninggalan berharga ini harus diamankan, karena beberapa tetap tidak dapat bertahan.


“Daripada benar-benar hancur jadi lebih baik ya sudah diamankan ke ruang khusus dan tidak dipamerkan lagi.” lanjut Ghufron.


Tidak jarang juga terlihat beberapa koleksi yang memang sudah sempat retak, tidak lengkap, dan hilang di beberapa bagian sisinya.


“Di depan yang patung Ganesha, nah itu salah satu yang sudah retak dan sempat patah waktu itu, mau tidak mau ya harus diperbaiki, ditarik dari pameran, dan alhamdulilah bisa diperbaiki dan bisa dipamerkan lagi.” jelas Ghufron. 

 

Patung Ganesha (dokumen pribadi)

 

Gedung Arca (gedung B) dengan empat lantai memiliki koleksi yang lebih beragam lagi. Dari zaman prasejarah tentang manusia dan lingkungannya, ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi sosial, dan emas dan keramik.


Pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat-lihat bagaimana cara hidup manusia purba, lingkungan alamnya saat itu, dan juga penemuan dan teknologi yang mereka gunakan. Tidak hanya itu banyak juga koleksi di zaman kedatangan masyarakat eropa mulai dari senjata seperti meriam dan tombak yang digunakan masyarakat Indonesia. Banyak sekali artefak bukti kehidupan baik yang terbuat dari logam, besi, sampai emas. Bahkan pengunjung bisa menemukan barang rumah tangga sederhana seperti sendok, mangkok, lemari, dan masih banyak lagi.


Memang terdengar sederhana dan hanyalah sebuah benda mati. Tapi benda mati itu punya cerita tersendiri dan mengungkapkan bagaimana dulu seseorang bahkan masyarakat menjalani kehidupan di zaman yang sama sekali berbeda dengan saat ini yang harus kita revitalisasi.

Selasa, 28 Desember 2021

Handelstraat, Buitenzorg:Wisata Kuliner Legendaris

Oleh orang Belanda disebut Buitenzorg namanya. Kalau sekarang kota hujan panggilannya. Jika kita mendengar kata Bogor, kebun raya dan istana yang ada dipikiran. Kota bogor tidak hanya menawarkan pariwisata tetapi juga kulinernya. Khususnya di Handelstraat atau yang sekarang kita kenal sebagai jalan Surya Kencana. 


Memasuki kota bogor, sebelum sampai di jalan surya kencana, bagunan pilar layaknya zaman romawi kuno, Lawang Salapan berdiri megah dengan tulisannya yang khas “Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga”. Semboyan kota bogor yang artinya “Apa yang telah dinikmati oleh masa sekarang adalah hasil pekerjaan orang terdahulu dan apa yang diperbuat oleh orang di masa sekarang adalah warisan untuk masa depan”.


Semboyan kota bogor ini agak benar adanya, jalan Surya Kencana Bogor merupakan warisan peninggalan yang dibangun sejak zaman kolonial hindia belanda, Gubernur Daendels. Tepat di belakang Jalan Surya Kencana terdapat pemukiman keturunan Tionghoa. Itulah mengapa bangunan di jalan Surya Kencana memiliki ciri khas kolonial dengan perpaduan pecinan. Dalam perkembangannya, jalan Surya Kencana yang dikenal sebagai pusat perniagaan berubah menjadi pusat kuliner kota bogor. 


Cuaca terik nan panas bulan juni tidak menghalangi pelancong baik dari luar kota bogor atau dalam kota bogor itu sendiri untuk berwisata kuliner di jalan Surya Kencana. Terbukti, jalan Surya Kencana tidak pernah sepi dan selalu ramai. Bunyi klakson bersaut-sautan di sepanjang jalan seperti latar musik. Juru parkir tampak sibuk mengatur lalu lintas dan membantu pengunjung memarkirkan kendaraannya. Sepanjang jalan dipenuhi oleh kios makanan lezat khas yang siap memanjakan lidah dan pembeli yang bersemangat tanpa lelah mengantri. Sejauh mata memandang, ingin menyantap dan mencoba semuanya. 


Makanan yang dijual sangat beraneka ragam, mulai dari laksa, martabak, lumpia, soto, es cincau kelapa dan masih banyak lagi. Semua layak dicoba. Salah satu yang menarik perhatian adalah laksa bogor gang aut yang sudah disempurnakan melewati tiga generasi. Kuah kuningnya gurih dan kaya rempah disertai dengan ketupat, bihun, ayam suwir, dan tauge. Rasa yang dimiliki benar-benar khas. “Gak heran sih, dikelola sampai tiga generasi.” ujar Nathalia Gabriela, salah satu teman kuliner pada hari itu. Untuk harganya sendiri sekitar Rp40.000,00 per porsi, dapat dibilang standar. 


Masih kurang komplit jika tidak mencoba es cincau kelapa. Lumayan banyak pembeli pada saat itu dan tidak sengaja terdengar obrolan orang disekitar yang juga ikut membeli, “Belum lengkap panas-panas gini, gak beli es cincau kelapa,”. Ternyata benar cincaunya lembut dengan manis yang pas alami menggunakan gula aren, benar-benar menyegarkan. Cincau yang digunakan dibuat dari daun cincau asli alami, tanpa bahan pengawet buatan. Harganya pun relatif terjangkau, Rp8.000,00 rupiah per porsi.


Sebenarnya masih banyak lagi makanan lain yang patut dicoba di jalan Surya Kencana, tapi karena keterbatasan penulis dua menu tadi, laksa bogor gang aut dan es cincau kelapa yang menjadi terfavorit.


Memang bukan tempat kekinian yang banyak anak mudanya, tetapi jalan Surya Kencana menyimpan memori lintas zaman, dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Tidak hanya itu, tetapi juga lambang kuliner kota Bogor. Jangan sampai kuliner legendaris jalan Surya Kencana hilang dimakan zaman dan dilupakan. Apa yang ada di jalan surya kencana harus dipertahankan menjadi tempat kuliner bersejarah. Kita yang ikut ambil peran karena apa yang diperbuat oleh orang di masa sekarang adalah warisan untuk masa depan.

Minggu, 02 Agustus 2020

REVIEW DESSERT BOX KEKINIAN BITTERSWEET BY NAJLA

Hai guys...Jadi di blog kali ini aku akan mereview dessert box yang lagi ngehitz dan kekinian dari Bittersweet by Najla. Ini baru pertama kalinya aku cobain Dessert Box dari Bittersweet by Najla. Alasan yang mendorong aku bangett untuk coba ini gara - gara story orang - orang yang keknya enak bangetttt dan juga ini dessert box lagi ngetren bangettt. Jadilah aku akan mencoba sendiri. Aku beli ini via Grab (waktu itu ada promo wkwkwk) sekitar 4 Juli 2020. Waktu aku beli ini, inget banget, abang ojeknya bilang ngantrinya lamaa buanget, kira - kira 2 jaman gitu. Segitu ramenya guys! Bayangin. Segitu hitznya. Dari ngantrinya lama banget aku udah punya feeling si ini keknya something banget. Btw terima kasih kepada abang ojeknya udah sabar menunggu pesanan aku. Saranghe.

Aku pesen 2 dessert box dengan rasa yang berbeda. 1 Cadbury Heaven Dessert Box and the other one is Ovo Crunch Dessert Box.



(ini gambarnya)

Rasa

Cadbury Heaven
-Aku pribadi suka banget sama varian ini. Dalemnya lembut, krimnya juga enak, dan ada coklat di bawahnya! Menurutku sih manisnya pas banget. Enak pokoknya. Rekomen bgt si sama yang this one!

Ovo Crunch
-Menurutku dessert boxnya lembut. Tapi yang beda dari sebelumnya adalah coklat di Ovo crunch Dessert Box ini rada - rada dark chocolate. Rekomen bgt buat yang pecinta dark chocolate. Sini mari merapat pecinta dark chocolate! Aku pribadi bukan fans berat dark chocolate banget tapi dessert box ini enak sih, masih ga masalah buat aku.

Harga
-2 menu diatas yang aku coba dua - duanya harganya 75k. Kalian bisa beli lebih murah dengan promo ya..

Repurchase ?
-YESS..Kalo aku pengen beli lagi! Tentunya nyobain rasa/menu yang beda lagi.

Fyi, menu di Bittersweet by Najla msh banyak dan menarik - menarik sih. Jadi pen coba semua. Penggemar Dessert yuk merapat!

Menelusuri Sejarah di Museum Nasional

  Penulis di depan Museum Nasional (dokumen pribadi) Pernahkah anda membayangkan bagaimana rasanya hidup di zaman dahulu ? Well , secara tek...